Dinamika Pekerja dan Pengangguran di Indonesia: Tren Pertumbuhan dan Dampak Pasca-Pandemi
INFOGRAFIK
9/27/20243 min read
Jumlah pekerja dan pengangguran di Indonesia terus berubah dari tahun ke tahun, dengan kenaikan dan penurunan yang berbeda di setiap provinsi. Perubahan ini dipengaruhi oleh berbagai faktor, termasuk pertumbuhan ekonomi, situasi pandemi COVID-19, dan perkembangan di bidang teknologi dan sektor industri. Data terbaru mengenai jumlah pekerja dan pengangguran di Indonesia menunjukkan tren yang dinamis antara periode 2020 hingga 2023.
Perkembangan jumlah penduduk berusia 15 tahun ke atas yang bekerja di Indonesia berdasarkan provinsi di tahun 2016 hingga 2023 menunjukkan variasi yang signifikan, yang mencerminkan kondisi ekonomi, infrastruktur, dan sumber daya manusia di masing-masing daerah. Perbedaan jumlah pekerja di setiap provinsi juga terlihat pada saat pandemi, terutama di tahun 2020.
Provinsi dengan populasi pekerja terbesar secara konsisten adalah Jawa Barat, Jawa Timur, dan Jawa Tengah. Hal ini wajar, mengingat padatnya jumlah penduduk di ketiga provinsi ini serta tingginya aktivitas ekonomi yang melibatkan sektor industri, perdagangan, dan pertanian. Di sisi lain, provinsi dengan jumlah pekerja yang lebih kecil seperti Maluku Utara, Papua Barat, dan Gorontalo memiliki pekerja di kisaran 500 ribu hingga 800 ribu orang di periode yang sama. Jumlah yang lebih rendah ini bisa disebabkan oleh populasi yang lebih kecil serta pertumbuhan ekonomi yang masih bertumpu pada sektor-sektor tertentu, seperti pertanian, perikanan, dan jasa lokal.
Secara umum, sebagian besar provinsi menunjukkan peningkatan jumlah pekerja dari tahun ke tahun. Contohnya, Aceh mengalami kenaikan dari 2 juta pekerja pada 2016 menjadi 2,4 juta pekerja pada 2023. Tren serupa terjadi di provinsi-provinsi lain, meskipun terdapat beberapa penurunan jumlah pekerja tahun-tahun tertentu. Menariknya, saat terjadi penurunan jumlah pekerja pada 2020 secara merata di hampir semua Provinsi, ternyata Jambi mencatat lebih sedikit penurunan dibandingkan tahun sebelumnya.
Pada masa setelah pandemi COVID-19, khususnya mulai tahun 2021 hingga 2023, data menunjukkan pemulihan jumlah pekerja di banyak provinsi. Misalnya, Sumatera Utara dan Jawa Tengah mengalami peningkatan signifikan dari tahun 2021 ke 2022, menunjukkan pemulihan ekonomi di sektor-sektor penting setelah pembatasan pandemi dicabut.
Secara keseluruhan, data ini menggambarkan bahwa pasar tenaga kerja di Indonesia terus bertumbuh, terutama di provinsi-provinsi besar seperti Jawa Barat, Jawa Timur, dan Jawa Tengah. Namun, beberapa provinsi dengan ekonomi yang lebih kecil seperti di kawasan timur Indonesia masih memiliki angka pekerja yang relatif stagnan, menyoroti pentingnya strategi pembangunan ekonomi yang lebih merata di seluruh wilayah Indonesia.




Jumlah pengangguran secara nasional bervariasi selama periode 2016–2023. Pada tahun 2016, jumlah pengangguran di Indonesia tercatat sebanyak 7,03 juta orang. Jumlah ini sedikit meningkat pada 2017 menjadi 7,04 juta dan terus mengalami fluktuasi hingga mencapai puncaknya pada tahun 2020, dengan jumlah pengangguran sebanyak 9,77 juta orang. Sebagaimana yang kita ketahui, tahun 2020 adalah awal pandemi yang menyebabkan banyak sektor ekonomi terganggu dan lapangan pekerjaan berkurang. Setelah itu, pada 2021 hingga 2023, angka pengangguran mulai menurun kembali, dengan jumlah pengangguran pada tahun 2023 mencapai 7,99 juta orang, mendekati angka sebelum pandemi.
Jawa Barat menjadi Provinsi dengan angka pengangguran tertinggi di Indonesia setiap tahunnya, dengan jumlah pengangguran pada 2020 mencapai 2,53 juta orang. Pada 2023, angka ini menurun menjadi 2 juta. Pengangguran di provinsi lain, seperti Sulawesi Selatan, Jawa Tengah, dan Sumatera Selatan, juga mengalami tren fluktuatif. Sebagian besar provinsi menunjukkan penurunan angka pengangguran pada tahun-tahun terakhir, khususnya setelah pandemi.
Secara keseluruhan, terjadi dampak yang cukup signifikan dari masa pandemi COVID-19 terhadap lapangan pekerjaan di Indonesia, terutama pada tahun 2020, di mana angka pengangguran melonjak secara drastis di hampir semua provinsi. Namun, di tahun-tahun berikutnya, banyak provinsi mulai menunjukkan penurunan angka pengangguran pada 2022 dan 2023, meskipun angka tersebut masih belum kembali sepenuhnya ke tingkat sebelum pandemi. Catatan penting untuk diperhatikan dalam memahami data ini adalah pertumbuhan jumlah penduduk dan perpindahan atau migrasi, yang mungkin juga berubah di beberapa tahun terakhir karena pandemi. Semoga kondisi ekonomi di Indonesia dapat terus membaik, ya!