Gambaran Kualitas Pendidikan di Indonesia
INFOGRAFIK
5/6/20242 min read
Di beberapa tahun terakhir, perkembangan teknologi yang pesat dan COVID-19 menciptakan berbagai perubahan pada berbagai aspek kehidupan, termasuk pendidikan. Saat ini, kita masih menghadapi berbagai masalah seperti ketimpangan akses dan kualitas pembelajaran, ditambah dengan hadirnya berbagai tantangan baru seperti maraknya penyalahgunaan kecerdasan buatan serta dampak pandemi pada sistem pendidikan dan partisipasi sekolah. Memasuki pertengahan tahun 2024, upaya untuk mewujudkan SDG 4: Quality Education semakin mendesak. Dalam memperingati Hari Pendidikan Nasional, mari mengembalikan semangat akan pentingnya pendidikan yang berkualitas sebagai pondasi bagi kemajuan dan kesetaraan di masyarakat.
Ketersediaan fasilitas dasar yang memadai di lingkungan sekolah dapat menciptakan kondisi yang lebih baik untuk pembelajaran. Proporsi sekolah dengan akses komputer di Indonesia masih sangat rendah. Meskipun proporsinya meningkat seiring peningkatan jenjang pendidikan, namun angkanya masih rendah. Fasilitas komputer yang belum tersedia di semua sekolah dapat menghambat pelaksanaan ujian berbasis komputer seperti UNBK. Sementara itu, proporsi sekolah dengan akses sumber air layak serta listrik hampir merata untuk setiap jenjang pendidikan. Namun, perlu diingat bahwa masih banyak sekolah yang belum memiliki akses sumber air layak serta listrik, terutama di daerah 3T (tertinggal, terdepan, dan terluar).




Selanjutnya, angka melek huruf di Indonesia pada tahun 2023 mencapai 96,53%. Akan tetapi ketimpangan pencapaian untuk indikator ini di antara pedesaan dan perkotaan masih terjadi. Berdasarkan data 5 tahun terakhir, angka melek huruf di pedesaan masih lebih rendah dibandingkan wilayah perkotaan. Artinya, meskipun angka melek huruf terus meningkat, namun ketimpangan antar wilayah belum dapat teratasi.


Begitu pula dengan data persentase anak-anak yang tidak/ belum pernah sekolah. Ketimpangan di wilayah perdesaan dan perkotaan untuk indikator ini terlihat sangat jelas, dimana persentase penduduk usia di atas 10 tahun di wilayah perdesaan yang tidak/ belum pernah sekolah hampir 3 kali lipat dari persentase di wilayah perkotaan.


Lebih lanjut, dapat dilihat bahwa tingkat penyelesaian pendidikan masih rendah di jenjang SMA dibandingkan SMP dan SD. Tingkat penyelesaian pendidikan mengukur persentase anak dan remaja yang berhasil menyelesaikan jenjang pendidikan yang sesuai dengan rentang usianya. Meskipun ada perbedaan antar jenjang, terlihat ada peningkatan setiap tahun pada semua jenjang.
Seluruh data yang tersedia menunjukkan adanya kemajuan dalam peningkatan akses pendidikan di beberapa indikator, namun tantangan meningkatkan kualitas pendidikan masih tetap ada. Beberapa sekolah masih terhalang oleh kualitas pendidikan yang rendah, infrastruktur yang kurang memadai, serta ketimpangan akses terhadap pembelajaran yang bermutu.
Membangun pendidikan berkualitas bukanlah tugas yang mudah, tetapi itu adalah investasi terbaik untuk masa depan. Bersama, mari kita hadapi tantangan ini dengan tekad yang kuat dan komitmen yang tulus untuk memastikan bahwa setiap anak memiliki kesempatan yang sama untuk mengakses pendidikan yang bermutu tinggi.
#SDG4 #QualityEducation #Hardiknas