Ke Mana Saja Hasil Laut Indonesia Diekspor?

INFOGRAFIK

Rahmadhania

7/3/20252 min read

Dikelilingi oleh lautan yang membentang seluas 3,25 juta km²—sekitar 62% dari total wilayah Indonesia—negeri kita diberkahi dengan kekayaan laut yang luar biasa. Dari ribuan spesies ikan hingga beragam biota laut lainnya, Indonesia menjadi salah satu produsen perikanan terbesar di dunia. Meski belum masuk 10 besar eksportir ikan global, produk perikanan Indonesia telah merambah pasar internasional, mulai dari Asia, Amerika, hingga Eropa.

Lalu, ke mana saja hasil laut Indonesia diekspor? Berikut daftar beberapa negara tujuan utama beserta fakta menarik di baliknya.

Tiongkok, sebagai produsen ikan terbesar di dunia, sekaligus menjadi importir utama komoditas perikanan Indonesia. Pada 2024, sekitar 36% (518 ribu ton) ekspor ikan Indonesia dikirim ke Negeri Tirai Bambu, dengan nilai mencapai USD 1,24 miliar.

Namun, meski volumenya besar, nilai ekspor ke Tiongkok masih kalah dibandingkan Amerika Serikat. Ini karena Tiongkok lebih banyak mengimpor bahan baku olahan, seperti udang beku dan rumput laut, yang harganya lebih murah dibandingkan produk siap konsumsi.

Amerika Serikat menempati posisi kedua dengan volume ekspor 217 ribu ton (hanya separuh Tiongkok), tetapi nilai ekspornya justru lebih tinggi: USD 1,9 miliar!. Ini terjadi karena AS lebih banyak mengimpor produk bernilai tinggi, seperti tuna sirip kuning (yellowfin tuna), kepiting, dan lobster. Selain itu, standar keamanan pangan (FDA) yang ketat membuat produk Indonesia yang masuk ke AS harus memenuhi kriteria premium, sehingga harganya lebih mahal.

Selanjutnya, ada Jepang, mengimpor 111 ribu ton ikan Indonesia senilai USD 598 juta, terutama tuna segar dan olahan untuk kebutuhan sushi dan sashimi. Negara ASEAN (Malaysia, Vietnam, Thailand, Singapura), secara loyal masih menjadi negara importir utama, secara total membeli 270 ribu ton produk perikanan Indonesia di tahun 2024.

Kilas lebih lanjut, ini beberapa komoditas utama ekspor Indonesia yang paling laku di pasar global. Udang, masih memegang nilai ekspor tertinggi sepanjang tahun, yaitu sebesar (USD 1,72 miliar pada 2023), meski turun 19,8% dari tahun sebelumnya akibat fluktuasi harga global. Tuna, Tongkol, Cakalang (TTC), 203 ribu ton diburu restoran Jepang dan Eropa. Cumi-Cumi & Gurita menunjukkan permintaan tinggi dari Korea Selatan dan Italia. Rumput Laut, menjadi bahan baku industri kosmetik, makanan, dan farmasi. Serta,Kepiting & Rajungan sering diekspor ke AS dan Tiongkok.

Bentuk produk yang diekspor pun beragam, mulai dari segar, beku, olahan, seperti fish fillet, hingga olahan siap makan, seperti ikan kaleng dan kerupuk udang.

Oleh karena itu, di momentum Hari Kelautan Nasional, penting untuk menyadari bahwa Indonesia punya ZEE (Zona Ekonomi Eksklusif) terbesar ke-2 di dunia, tetapi pemanfaatannya belum optimal. Perlunya peningkatan teknologi budidaya dan penangkapan berkelanjutan agar stok ikan tidak habis. Serta, kebijakan ekspor-impor yang tepat bisa mendongkrak nilai tambah produk perikanan.

Laut adalah masa depan Indonesia. Dengan pengelolaan yang bertanggung jawab, hasil laut kita tidak hanya akan memenuhi pasar global, tetapi juga menjaga ekosistem untuk generasi mendatang.

Selamat Hari Kelautan Nasional!