Perkembangan PISA di Indonesia: Tantangan dan Harapan di Hari Literasi Internasional

INFOGRAFIK

9/9/20242 min read

Sejak pertama kali berpartisipasi dalam Programme for International Student Assessment (PISA) pada tahun 2000, kualitas pendidikan di Indonesia semakin menjadi sorotan. PISA, sebuah survei global yang dilakukan setiap tiga tahun oleh OECD, menilai kemampuan siswa berusia 15 tahun dalam membaca, matematika, dan sains. Survei ini memberikan gambaran penting tentang bagaimana sistem pendidikan suatu negara mempersiapkan siswa menghadapi tantangan dunia nyata.

Dalam PISA, kemampuan membaca diukur untuk melihat seberapa baik siswa memahami dan memaknai teks, baik naratif maupun non-kontinu seperti grafik atau tabel. Pada laporan PISA 2022, skor membaca siswa Indonesia hanya mencapai 359, turun dari 371 di tahun 2018. Penurunan ini menandakan semakin sulitnya siswa dalam memahami teks kompleks.

Di subjek matematika, PISA mengevaluasi kemampuan siswa untuk menerapkan konsep matematika dalam situasi sehari-hari. Tahun 2022, skor matematika Indonesia mencapai 366, juga mengalami penurunan dari 379 di 2018. Ini menunjukkan bahwa siswa Indonesia kesulitan dalam mengidentifikasi masalah dan menggunakan alat matematika untuk menyelesaikannya.

Untuk sains, yang mengukur kemampuan siswa menggunakan pengetahuan ilmiah dan proses berpikir kritis, skor Indonesia tercatat 383 di 2022, sedikit turun dari 396 di 2018. Meskipun penurunannya tidak signifikan, tetap menunjukkan bahwa masih banyak ruang untuk perbaikan.

Lebih dari 60% siswa Indonesia hanya mampu mencapai Level 1 pada ketiga subjek tersebut. Level 1 menggambarkan kemampuan dasar yang sangat terbatas, di mana siswa hanya bisa memahami konsep yang sederhana tanpa mampu menerapkan pengetahuan serta menginterpretasi dalam konteks yang lebih luas dan kompleks. Di sisi lain, persentase siswa yang mencapai level tertinggi (Level 5 dan 6) tidak lebih dari 7%. Hal ini mengindikasikan bahwa siswa Indonesia masih kesulitan dalam menyerap dan mengolah informasi yang lebih dalam dan menantang.

Data PISA ini menjadi alarm bagi kita semua. Tantangan terbesar Indonesia adalah bagaimana meningkatkan kualitas pendidikan secara menyeluruh, terutama dalam aspek literasi dan numerasi. Kerjasama lintas sektor—antara pemerintah, sekolah, guru, orang tua, dan masyarakat—sangat diperlukan untuk merancang sistem pendidikan yang relevan dengan kebutuhan masa depan.

Pada momen Hari Literasi Internasional ini, kita diingatkan akan pentingnya literasi dalam membangun masa depan yang lebih cerah. Artikel ini mengajak kamu semua, terutama generasi muda, untuk berpikir lebih jauh: Apa langkah yang bisa kita ambil untuk meningkatkan performa siswa Indonesia di PISA mendatang? Mari bersama mencari solusi untuk memperbaiki sistem pendidikan kita, agar generasi mendatang dapat bersaing secara global dengan fondasi literasi, matematika, dan sains yang kuat.